skip to main | skip to sidebar

This is me

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Minggu, 04 November 2012

Tulisan 1 ISD (Masalah Sosial Lokal)

Diposting oleh Muhamad Taufik Azhari di 11/04/2012 07:22:00 PM


Jalan Raya di Urat Nadi Perekonomian Kota Depok Macetnya Parah 

     Pendapat warga soal Jalan Margonda yang hampir selalu macet memang tak bisa dibantah. Warga Depok maupun orang di luar Depok yang berkunjung ke Depok, pasti merasakan macetnya jalan utama di Kota Depok tersebut. Ya, Jalan Raya Margonda merupakan urat nadi perekonomian Kota Depok. Di jalan itu tumbuh pesat pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, apartemen, dan pusat pendidikan. Semua tumplek di satu jalan. Sebut saja Depok Town Square, Margo City, Apartemen Margonda Residence, Kampus Gunadarma, dan Universitas Indonesia, serta sederet rumah makan yang menjadikan Jalan Margonda pun terkenal sebagai sentra kuliner. Jalan tersebut juga merupakan jalan utama dari Jakarta menuju Depok, begitu pun sebaliknya. Kondisi itu membuat masyarakat tumpah ruah menuju Jalan Margonda, baik warga yang ingin berbelanja, ke bank, bekerja, kuliah, dan seabrek kegiatan lainnya menuju satu jalan, Jalan Margonda. Dampaknya jelas, kemacetan terjadi sejak pagi, siang, sore, hingga malam. Apalagi di akhir pekan, kondisinya lebih parah.
       Salah seorang warga depok bahkan menyamakan kemacetan di Jalan Raya Margonda dengan ‘neraka’. Wajar saja, di jalan lurus itu, selain padat oleh kendaraan roda dua dan empat, masih ditambah lagi mobil dan motor yang parkir di bahu jalan serta penyeberang jalan, menjadikan kemacetan di jalan itu bertambah parah. Kondisi ini pun menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Depok. Penataan jalur emas tersebut sudah menjadi blue print yang harus dijalankan. Berbekal Perda No. 18 Tahun 2003 tentang garis sempadan bangunan (GSB), tahun 2010 Pemkot Depok mulai melebarkan jalan tersebut. Pelebaran jalan itu dimulai dari depan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) hingga ke pertigaan Ramanda. Meski begitu pelebaran jalan itu tak serta merta membuat kemacetan teratasi. Jalan Raya Margonda tetap saja diselimuti kemacetan. Hari-hari menjelang hari raya Lebaran yang lalu menjadi puncak kemacetan di jalan yang namanya diambil dari tokoh pejuang di Depok ini. Sudah pasti masyarakat Depok mengeluhkan kemacetan tersebut. Padatnya arus lalu lintas saat itu disebabkan bertambahnya jumlah kendaraan di jalan tersebut. Jumlahnya dapat mencapai sekitar 10.000 kendaraan per harinya. Umumnya jumlah kendaraan pada hari biasa hanya sekitar 3.000 unit. Itu pun sudah macet. Menjelang lebaran, beban Jalan Margonda bertambah dua kali lipat lebih. Pada Sabtu dan Minggu bertambah lagi menjadi sekitar 10.000 kendaraan.
Julianus menyatakan bahwa dampak dari meningkatnya beban Jalan Margonda adalah kemacetan yang sulit diuraikan. Ini yang menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Depok, bagaimana membuat jalan protokol di Kota Depok ini layak dilewati kendaraan seperti 15 tahun atau 20 tahun lalu. Ibarat urat nadi, Jalan Raya Margonda sudah sampai pada stadium mengkhawatirkan. Diperlukan tindakan segera dan nyata dari Pemkot Depok mengatasi masalah ini.


Tawuran Sosial Antar Pelajar Kota Depok
SMA Pancoran Mas dan SMA Baskara
Untuk keenam kalinya setelah Lebaran, kekerasan terjadi antara siswa Sekolah Menengah Kejuruan Baskara dan SMK Pancoran Mas, Kota Depok. Kedua siswa sekolah ini dikenal bermusuhan. Saat bertemu di mana pun dan kapan pun, kedua pihak saling menyerang dan melukai sehingga meresahkan warga setempat. Pada hari Rabu, 12 September 2012 pukul 14.30, permusuhan kedua sekolah ini memakan korban yaitu Abu alias Dedi Triyuda (17), yang dikenal sebagai siswa baik-baik, tewas ketika puluhan siswa SMK Pancoran Mas menyerang di Jalan Raya Sawangan. Ketika itu Abu bersama 11 rekannya dari SMK Baskara naik truk pengangkut semen. Penyerangan terhadap siswa SMK Baskara melukai beberapa siswa hingga kemudian menewaskan Abu. Dia menderita luka karena lemparan batu di kepala dan luka tusuk di selangkangan. Seorang rekannya berusaha menyelamatkan Abu dengan mencegat pengendara sepeda motor, lalu meminta membawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. Pukul 15.00, warga menemukan Abu tewas di Apotek Depok Dua, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Kota Depok. Wakil kepala polsek pancoran mas, bapak Ibnu Salim mengatakan bahwa kedua sekolah tersebut memang sering tawuran. Pihak kepala sekolah sudah sering mendamaikan, menggelar mediasi dan penyuluhan. Namun, mereka terus tawuran. Peristiwa ini terjadi stelah dua hari sebelumnya mereka tawuran di jalan Merpati, Depok. Setelah tawuran, polisi mencari saksi dan meminta keterangan mereka. Di lokasi tawuran di Persimpangan Kodim, Jalan Raya Sawangan, polisi menemukan besi lengkung seperti celurit sepanjang 50 sentimeter, semprotan sejenis piloks, dan batu-batu yang diduga dilemparkan saat tawuran. Terdapat 25 saksi yang kami periksa, mereka adalah 13 siswa SMK Baskara, 6 siswa SMK Pancoran Mas, sisanya dari warga dan petugas keamanan yang melihat peristiwa itu. Kami masih mencari barang bukti yang belum kami dapatkan. Korban tewas dari tawuran tersebut adalah Abu, siswa kelas II SMK Baskara, siswa tersebut dikenal tetangganya sebagai remaja baik. Suparno, Ketua RW 10 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, sangat kehilangan Abu. Dia mengenal Abu sebagai siswa baik karena bertetangga dekat dengannya. Dia mengecam sekolah yang tidak serius membina siswanya agar tidak terlibat tawuran. Peristiwa ini Suparno anggap sudah sering terjadi dan ia sendiri pun sudah bosan mendengarnya. Menurutnya seharusnya sekolah dapat membina siswanya agar tidak tawuran. Pada hari Rabu petang, polisi membawa jenazah Abu ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Abu tewas dengan seragam sekolah melekat di tubuhnya. Tidak jelas siapa yang membawa Abu ke Apotek Depok Dua di Jalan Keadilan Nomor 41, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok. Jenazah Abu sampai klinik pukul 15.00. Seseorang turun dari angkot, membawanya dalam kondisi sudah tidak sadar. Beberapa tahun terakhir, meski siswa dua sekolah sering terlibat tawuran, tidak pernah ada korban tewas. Penyidik sementara menggunakan Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Wakil Kepala Polsek Pancoran Mas Ajun Komisaris Ibnu menilai peristiwa itu adalah penyerangan, bukan tawuran. Mereka yang terlibat diancam hukuman 12 tahun penjara. Korban memang masih anak-anak. Bapak Ibnu menuturkan pihak kepolisian akan mempertimbangkan penggunaan pasal Undang-Undang Perlindungan Anak.

Sopir Angkot Geruduk Dishub
Lantaran trayeknya sering diserobot oleh angkutan perkotaan (angkot) lain, puluhan sopir angkot D-01 Jurusan Terminal Depok-Depok Satu Dalam via Kavling, Beji Timur melakukan aksi demonstasi di depan kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok di Jl. Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Sebelum melakukan aksinya, para awak angkot D-01 berkumpul di Jl. Arif Rahman Hakim dengan memarkirkan sekitar empat angkot D-01 di pinggir jalan tersebut. Usai berkumpul dan menggalang massa, puluhan angkot itu langsung bergerak menuju kantor Dishub dan langsung melakukan aksi dengan membentangkan spanduk dan poster yang mereka bawa. Salah satu sopir D-01 yang ikut dalam aksi ini, Agus Kebot, mengatakan, aksi demo ini merupakan sebagai rasa kekecewaan para sopir angkot kepada Dishub yang tidak berani melakukan menertibkan angkot yang melanggar trayek. Dia mengatakan, jalur D-01 melintasi Depok Dalam-Nusantara-Arif Rahman Hakim-Kavling-Beji Timur dan Stasiun Depok Baru. Akan tetapi, katanya, belakangan ini jalur D-01 banyak diserobot oleh angkot lainnya seperti D-03 dari Jl. Mangga, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas. Agus mengeluh seharusnya D-03 itu ke Jl. Dewi Sartika, ini malah belok kiri ke Jl. Nusantara-Arif Rahman Hakim dan Stasiun Depok Baru dengan mengambil para penumpang di Jl. Nusantara. Agus juga membongkar pelanggaran lainnya yang dilakukan awak angkot D-04, dimana angkot trayek Kukusan-Terminal Depok yang seharusnya sampai ke Terminal Depok itu hanya mengakhiri perjalanannya di Jl. Mangga, Depok Jaya. Di lokasi Nusantara tepatnya di Jl. Mangga kami lihat angkot D-04 pada putar balik ke arah Beji, dan ada juga yang ngetem di lokasi itu sehingga membuat lalu-lintas menjadi tersendat. Anehnya, angkot D-04 yang ngetem itu tidak pernah ditertibkan oleh para petugas. Tidak hanya itu, angkot D-04 juga kerap langsung menuju ke Jl. Arif Rahman Hakim ke Stasiun Depok Baru sambil mengambil penumpang, tanpa melintasi Jl. Nusantara-Dewi Sartika-Terminal Depok. Belum masalah itu tuntas, sekarang angkot D-02 trayek Terminal Depok-Depok II Tengah, D-06 Terminal Depok-Simpangan, D-05 Teminal Depok-Bojong Gede, juga dinilai melanggar trayek. Angkot tersebut yang seharusnya tidak berputar di Jl. Arif Rahman (depan gedung Bumpitera). Sekarang, angkot itu malah dibiarkan melintas di jalan tersebut sambil mengambil penumpang. Angkot D-02, 05, 06 seharusnya tidak boleh melintas ke Jl. Arif Rahman Hakim tapi sekarang malah didiamkan petugas. Ada juga terjadinya aksi saling serobotnya para awak sopir angkot, Agus mengaku uang setorannya hasil narik angkot menjadi tirin drastis. Koordinator Paguyuban angkot D01, Muhammad Nuh, menambahkan, masalah ini pernah terjadi pada dua tahun lalu, dimana para awak angkot D-01 marah hingga terjadi bentrokan dengan awak angkot D-04 yang menyerobot jalur trayek D-01. Teman-teman kami tidak mau masalah itu terulang, dan solusi yang terbaik adalah dengan mendatangi kantor Dishub. Para awak angkot D-01 itu meminta kepada Dishub untuk segera melakukan penertiban terhadap angkot yang telah melanggar lintas trayek. Jika tidak juga mendapatkan respon dari petugas jangan salahkan para awak angkot D-01 akan kembali turun ke jalan menghadang angkot yang melintasi jalur D-01. Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, Anton Tovani, menuturkan, pihaknya berjanji menyelesaikan permasalahan ini. Anton berjanji kedepannya Jl. Mangga akan dijaga petugas dan dipasang rambu larangan khusus bagi angkot D-04. Meski begitu, pihak Dishub terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan Organda dan pengurus paguyuban D-04. Secepatnya akan diperlakukan penertiban jalur melalui pemasangan verboden dan penempatan petugas.
 
Sumber :
google.com
kompas.com
http://www.monitordepok.co.id/news/read/2012/04/17/2/7208848/sopir-angkot-geruduk-dishub
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

About Me

Foto saya
Muhamad Taufik Azhari
Purwakarta, Jawa barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

  • ►  2015 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  November (5)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2013 (8)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2012 (12)
    • ▼  November (4)
      • Tulisan 4 ISD (Masalah Sosial Internasional)
      • Tulisan 3 ISD (Masalah Sosial Regional)
      • Tulisan 2 ISD ( Masalah Sosial Nasional)
      • Tulisan 1 ISD (Masalah Sosial Lokal)
    • ►  April (8)
  • ►  2011 (6)
    • ►  November (6)
Diberdayakan oleh Blogger.

Feedjit

free counters
Free counters

Followers

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Komentar
    Atom
Komentar

 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Muhamad Taufik Azhari | Zoomtemplate.com