Jalan Raya di Urat Nadi Perekonomian Kota Depok Macetnya
Parah
Pendapat warga soal Jalan Margonda
yang hampir selalu macet memang tak bisa dibantah. Warga Depok maupun orang di
luar Depok yang berkunjung ke Depok, pasti merasakan macetnya jalan utama di
Kota Depok tersebut. Ya, Jalan Raya Margonda merupakan urat nadi perekonomian
Kota Depok. Di jalan itu tumbuh pesat pusat perbelanjaan, pertokoan,
perkantoran, apartemen, dan pusat pendidikan. Semua tumplek di satu jalan.
Sebut saja Depok Town Square, Margo City, Apartemen Margonda Residence, Kampus
Gunadarma, dan Universitas Indonesia, serta sederet rumah makan yang menjadikan
Jalan Margonda pun terkenal sebagai sentra kuliner. Jalan tersebut juga
merupakan jalan utama dari Jakarta menuju Depok, begitu pun sebaliknya. Kondisi
itu membuat masyarakat tumpah ruah menuju Jalan Margonda, baik warga yang ingin
berbelanja, ke bank, bekerja, kuliah, dan seabrek kegiatan lainnya menuju satu
jalan, Jalan Margonda. Dampaknya jelas, kemacetan terjadi sejak pagi, siang,
sore, hingga malam. Apalagi di akhir pekan, kondisinya lebih parah.
Salah seorang warga depok bahkan
menyamakan kemacetan di Jalan Raya Margonda dengan ‘neraka’. Wajar saja, di
jalan lurus itu, selain padat oleh kendaraan roda dua dan empat, masih ditambah
lagi mobil dan motor yang parkir di bahu jalan serta penyeberang jalan,
menjadikan kemacetan di jalan itu bertambah parah. Kondisi ini pun menjadi
perhatian serius Pemerintah Kota Depok. Penataan jalur emas tersebut sudah
menjadi blue print yang harus dijalankan. Berbekal Perda No. 18 Tahun 2003
tentang garis sempadan bangunan (GSB), tahun 2010 Pemkot Depok mulai melebarkan
jalan tersebut. Pelebaran jalan itu dimulai dari depan Kampus Bina Sarana
Informatika (BSI) hingga ke pertigaan Ramanda. Meski begitu pelebaran jalan itu
tak serta merta membuat kemacetan teratasi. Jalan Raya Margonda tetap saja
diselimuti kemacetan. Hari-hari menjelang hari raya Lebaran yang lalu menjadi
puncak kemacetan di jalan yang namanya diambil dari tokoh pejuang di Depok ini.
Sudah pasti masyarakat Depok mengeluhkan kemacetan tersebut. Padatnya arus lalu
lintas saat itu disebabkan bertambahnya jumlah kendaraan di jalan tersebut.
Jumlahnya dapat mencapai sekitar 10.000 kendaraan per harinya. Umumnya jumlah
kendaraan pada hari biasa hanya sekitar 3.000 unit. Itu pun sudah macet.
Menjelang lebaran, beban Jalan Margonda bertambah dua kali lipat lebih. Pada
Sabtu dan Minggu bertambah lagi menjadi sekitar 10.000 kendaraan.
Julianus menyatakan bahwa dampak
dari meningkatnya beban Jalan Margonda adalah kemacetan yang sulit diuraikan.
Ini yang menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Depok, bagaimana membuat jalan
protokol di Kota Depok ini layak dilewati kendaraan seperti 15 tahun atau 20
tahun lalu. Ibarat urat nadi, Jalan Raya Margonda sudah sampai pada stadium
mengkhawatirkan. Diperlukan tindakan segera dan nyata dari Pemkot Depok
mengatasi masalah ini.
Tawuran Sosial Antar Pelajar Kota Depok
SMA Pancoran Mas dan SMA Baskara
Untuk keenam kalinya setelah
Lebaran, kekerasan terjadi antara siswa Sekolah Menengah Kejuruan Baskara dan
SMK Pancoran Mas, Kota Depok. Kedua siswa sekolah ini dikenal bermusuhan. Saat
bertemu di mana pun dan kapan pun, kedua pihak saling menyerang dan melukai
sehingga meresahkan warga setempat. Pada hari Rabu, 12 September 2012 pukul
14.30, permusuhan kedua sekolah ini memakan korban yaitu Abu alias Dedi Triyuda
(17), yang dikenal sebagai siswa baik-baik, tewas ketika puluhan siswa SMK
Pancoran Mas menyerang di Jalan Raya Sawangan. Ketika itu Abu bersama 11
rekannya dari SMK Baskara naik truk pengangkut semen. Penyerangan terhadap
siswa SMK Baskara melukai beberapa siswa hingga kemudian menewaskan Abu. Dia
menderita luka karena lemparan batu di kepala dan luka tusuk di selangkangan.
Seorang rekannya berusaha menyelamatkan Abu dengan mencegat pengendara sepeda
motor, lalu meminta membawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. Pukul 15.00,
warga menemukan Abu tewas di Apotek Depok Dua, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru,
Pancoran Mas, Kota Depok. Wakil kepala polsek pancoran mas, bapak Ibnu Salim
mengatakan bahwa kedua sekolah tersebut memang sering tawuran. Pihak kepala sekolah
sudah sering mendamaikan, menggelar mediasi dan penyuluhan. Namun, mereka terus
tawuran. Peristiwa ini terjadi stelah dua hari sebelumnya mereka tawuran di
jalan Merpati, Depok. Setelah tawuran, polisi mencari saksi dan meminta
keterangan mereka. Di lokasi tawuran di Persimpangan Kodim, Jalan Raya
Sawangan, polisi menemukan besi lengkung seperti celurit sepanjang 50
sentimeter, semprotan sejenis piloks, dan batu-batu yang diduga dilemparkan
saat tawuran. Terdapat 25 saksi yang kami periksa, mereka adalah 13 siswa SMK
Baskara, 6 siswa SMK Pancoran Mas, sisanya dari warga dan petugas keamanan yang
melihat peristiwa itu. Kami masih mencari barang bukti yang belum kami
dapatkan. Korban tewas dari tawuran tersebut adalah Abu, siswa kelas II SMK
Baskara, siswa tersebut dikenal tetangganya sebagai remaja baik. Suparno, Ketua
RW 10 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, sangat kehilangan Abu. Dia
mengenal Abu sebagai siswa baik karena bertetangga dekat dengannya. Dia
mengecam sekolah yang tidak serius membina siswanya agar tidak terlibat
tawuran. Peristiwa ini Suparno anggap sudah sering terjadi dan ia sendiri pun
sudah bosan mendengarnya. Menurutnya seharusnya sekolah dapat membina siswanya
agar tidak tawuran. Pada hari Rabu petang, polisi membawa jenazah Abu ke RS
Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Abu tewas dengan seragam sekolah melekat di
tubuhnya. Tidak jelas siapa yang membawa Abu ke Apotek Depok Dua di Jalan
Keadilan Nomor 41, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok. Jenazah Abu sampai
klinik pukul 15.00. Seseorang turun dari angkot, membawanya dalam kondisi sudah
tidak sadar. Beberapa tahun terakhir, meski siswa dua sekolah sering terlibat
tawuran, tidak pernah ada korban tewas. Penyidik sementara menggunakan Pasal
170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Wakil Kepala Polsek Pancoran Mas Ajun
Komisaris Ibnu menilai peristiwa itu adalah penyerangan, bukan tawuran. Mereka
yang terlibat diancam hukuman 12 tahun penjara. Korban memang masih anak-anak.
Bapak Ibnu menuturkan pihak kepolisian akan mempertimbangkan penggunaan pasal
Undang-Undang Perlindungan Anak.
Sopir Angkot Geruduk Dishub
Lantaran trayeknya sering diserobot
oleh angkutan perkotaan (angkot) lain, puluhan sopir angkot D-01 Jurusan
Terminal Depok-Depok Satu Dalam via Kavling, Beji Timur melakukan aksi
demonstasi di depan kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok di Jl. Pemuda,
Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Sebelum melakukan aksinya, para awak angkot
D-01 berkumpul di Jl. Arif Rahman Hakim dengan memarkirkan sekitar empat angkot
D-01 di pinggir jalan tersebut. Usai berkumpul dan menggalang massa, puluhan
angkot itu langsung bergerak menuju kantor Dishub dan langsung melakukan aksi
dengan membentangkan spanduk dan poster yang mereka bawa. Salah satu sopir D-01
yang ikut dalam aksi ini, Agus Kebot, mengatakan, aksi demo ini merupakan
sebagai rasa kekecewaan para sopir angkot kepada Dishub yang tidak berani
melakukan menertibkan angkot yang melanggar trayek. Dia mengatakan, jalur D-01
melintasi Depok Dalam-Nusantara-Arif Rahman Hakim-Kavling-Beji Timur dan
Stasiun Depok Baru. Akan tetapi, katanya, belakangan ini jalur D-01 banyak
diserobot oleh angkot lainnya seperti D-03 dari Jl. Mangga, Kelurahan Depok
Jaya, Kecamatan Pancoran Mas. Agus mengeluh seharusnya D-03 itu ke Jl. Dewi
Sartika, ini malah belok kiri ke Jl. Nusantara-Arif Rahman Hakim dan Stasiun
Depok Baru dengan mengambil para penumpang di Jl. Nusantara. Agus juga
membongkar pelanggaran lainnya yang dilakukan awak angkot D-04, dimana angkot
trayek Kukusan-Terminal Depok yang seharusnya sampai ke Terminal Depok itu
hanya mengakhiri perjalanannya di Jl. Mangga, Depok Jaya. Di lokasi Nusantara
tepatnya di Jl. Mangga kami lihat angkot D-04 pada putar balik ke arah Beji,
dan ada juga yang ngetem di lokasi itu sehingga membuat lalu-lintas menjadi
tersendat. Anehnya, angkot D-04 yang ngetem itu tidak pernah ditertibkan oleh
para petugas. Tidak hanya itu, angkot D-04 juga kerap langsung menuju ke Jl.
Arif Rahman Hakim ke Stasiun Depok Baru sambil mengambil penumpang, tanpa
melintasi Jl. Nusantara-Dewi Sartika-Terminal Depok. Belum masalah itu tuntas,
sekarang angkot D-02 trayek Terminal Depok-Depok II Tengah, D-06 Terminal
Depok-Simpangan, D-05 Teminal Depok-Bojong Gede, juga dinilai melanggar trayek.
Angkot tersebut yang seharusnya tidak berputar di Jl. Arif Rahman (depan gedung
Bumpitera). Sekarang, angkot itu malah dibiarkan melintas di jalan tersebut
sambil mengambil penumpang. Angkot D-02, 05, 06 seharusnya tidak boleh melintas
ke Jl. Arif Rahman Hakim tapi sekarang malah didiamkan petugas. Ada juga
terjadinya aksi saling serobotnya para awak sopir angkot, Agus mengaku uang
setorannya hasil narik angkot menjadi tirin drastis. Koordinator Paguyuban
angkot D01, Muhammad Nuh, menambahkan, masalah ini pernah terjadi pada dua
tahun lalu, dimana para awak angkot D-01 marah hingga terjadi bentrokan dengan
awak angkot D-04 yang menyerobot jalur trayek D-01. Teman-teman kami tidak mau
masalah itu terulang, dan solusi yang terbaik adalah dengan mendatangi kantor
Dishub. Para awak angkot D-01 itu meminta kepada Dishub untuk segera melakukan
penertiban terhadap angkot yang telah melanggar lintas trayek. Jika tidak juga
mendapatkan respon dari petugas jangan salahkan para awak angkot D-01 akan
kembali turun ke jalan menghadang angkot yang melintasi jalur D-01. Sementara
itu, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, Anton
Tovani, menuturkan, pihaknya berjanji menyelesaikan permasalahan ini. Anton
berjanji kedepannya Jl. Mangga akan dijaga petugas dan dipasang rambu larangan
khusus bagi angkot D-04. Meski begitu, pihak Dishub terlebih dahulu akan
berkoordinasi dengan Organda dan pengurus paguyuban D-04. Secepatnya akan
diperlakukan penertiban jalur melalui pemasangan verboden dan penempatan
petugas.
Sumber
:
google.com
kompas.com
http://www.monitordepok.co.id/news/read/2012/04/17/2/7208848/sopir-angkot-geruduk-dishub
kompas.com
http://www.monitordepok.co.id/news/read/2012/04/17/2/7208848/sopir-angkot-geruduk-dishub
0 komentar:
Posting Komentar